KAMI POLISI INDONESIA SENANTIASA MELINDUNGI DAN MELAYANI MASYARAKAT DENGAN KEIKHLASAN UNTUK MEWUJUDKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN

Senin, 30 Desember 2013

7 NAPI LAPAS KOTABARU MELARIKAN DIRI 1 NAPI BERHASIL DITANGKAP



Delapan napi kasus perampokan dan pembunuhan kabur dari Lapas Kotabaru, dengan membawa senjata tajam jenis golok. Setelah sebelumnya menyekap dan mengancam petugas jaga, Minggu (29/12) pukul 16.00 sore.

 Napi kabur melalui Pos 3, tepat di pojok belakang kiri Lapas. Saat itu, pos dijaga oleh petugas muda Ibrahim Athaimi asal Barabai. Para saksi mata yang terdiri dari warga sekitar mengatakan, napi semua berbekal dengan golok. Mereka sempat hendak merampas sebuah mobil namun gagal, karena sopir berhasil melarikan mobilnya. Para napi itupun lantas merampas dua buah kendaraan roda dua.

Napi yang kabur berasal dari Blok B sebanyak enam orang. Blok D dan Blok A masing-masing sebanyak satu orang napi. Diduga mereka berhasil kabur, karena telah merencanakan aksi tersebut.

 Di Lapas, hanya ada 5 orang yang menjaga. Dua orang masing-masing berada di Pos 1 dan Pos 3. Di sana ada empat pos, tapi Pos 2 dan Pos 4 tidak ada penjagaan. Sementara dua petugas lainnya mengawasi blok tahanan yang berjumlah 12 blok, dan seorang sisanya menjaga di portal utama.

Junaidi melanjutkan. Saat itu para napi sudah banyak yang masuk tahanan, habis kegiatan salat Asar. Namun ternyata ada napi yang sempat menyelinap dan menuju Pos 3. "Mereka memanfaatkan kelemahan kita, karena tiap pos tidak bisa langsung koordinasi," jelas Junaidi. Napi berhasil naik ke pos, karena saat itu pos sedang tidak dikunci pintu bawahnya.

Kalapas Kotabaru menjelaskan, tiap pos tidak dibekali dengan radio, alat komunikasi mereka hanya lonceng. Sebenarnya ada dua buah radio, tapi hanya dipasang di Pos Portil, dan satu dipegang komandan jaga.

Berhubung, para napi menggunakan senjata tajam, Ibrahim tidak bisa melawan, ia disekap. Para napi lantas meloncat dari Pos 3 ke tanah. “Nah, ini juga salah satu titik lemah kita. Karena jarak Pos 3 ke tanah hanya sekitar 2 meter,” jelas Kalapas Kotabaru.

Setelah para napi meloncat, Ibrahim berhasil membebaskan diri dari sekapan. “Ibrahim disekap dari belakang, sambil diancam perutnya dengan golok,” ujar salah satu petugas Lapas. Namun saat ditanya, siapa nama napi terkahir yang meloncat, ia mengaku tidak tahu.

Sementara itu di lapangan, dari data yang dihimpun, warga yang tinggal di belakang Lapas memang digaduhkan dengan adanya napi yang kabur. “Ribut sekali. Kami kira ada tentara yang lewat, larinya cepat,” kata seorang warga kepada Radar Banjarmasin.

Ceritanya, saat itu napi berlari ke jalan raya, Jl Karya Utama yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Lapas, tepat di belakang RSUD Kotabaru. Di jalan Karya Utama ini kedelapan napi mencegat sebuah mobil pribadi yang hendak masuk ke parkiran. Mereka mencegat sambil acungkan golok.

Pemilik rumah yang berhasil dimintai keterangannya membenarkan. “Waktu itu saya mau masuk rumah, tiba-tiba ada banyak sekali orang mencegat, sambil minta tolong. Minta tolong tapi acungkan golok, hampir semua punya golok. Wah, ini nggak benar, lantas saya nggak jadi masuk parkir tapi langsung terus kabur dan ke kantor polisi,” kata pria yang mengaku PNS di Pemkab Kotabaru ini. Rumahnya dari Lapas hanya berjarak sekitar 300 meter.

Gagal mendapatkan mobil, para napi lantas mencoba mencegat kendaraan roda dua yang lewat. Tidak lama, mereka berhasil mencegat dua orang pengendara sepeda motor, salah satu motor adalah motor Vega warna putih dengan Nopol 4863 GN.

Pada saat itu juga, sekitar pukul 16.30, aparat Lapas dan Polres Kotabaru berhasil turun ke lapangan. Salah satu napi bernama Basri, sudah 5 tahun di Lapas karena kasus pembunuhan berhasil ditangkap. Diduga ia mabuk, sehingga tak sempat melarikan diri bersama dengan teman-temannya.

Celakanya, menurut keterangan petugas Lapas, Sabri ini adalah tamping lapas. Tamping adalah napi kepercayaan yang biasa membantu petugas Lapas. Tak ayal, Sabripun akhirnya menjadi bulan-bulanan. Wajahnya babak belur, entah dipukul oleh siapa. Dan, sekarang Sabri sudah ditahan di Polres Kotabaru untuk dimintai keterangannya.
Yang mengkhawatirkan, diduga para napi ini sudah merencanakan dengan matang pelarian mereka, karena dari 8 orang tersebut, empat diantaranya adalah kawanan perampok yang sudah mendekam di lapas selama 2 tahun.  Komplotan rampok yang dijebloskan ke penjara oleh aparat Tanah Bumbu ini adalah Marben Rumapea, Eko Saputro alias Butar-Butar, Murino Sirait dan Edy alias Pandu Winata.

Dua tahanan lain yang kabur juga dari kabupaten Tanah Bumbu, yakni Junaidi dan Sabriansyah (sudah berhasil ditangkap) yang kasusnya adalah pembunuhan. Dua orang sisanya dari Kotabaru, Jambri kasus penganiayaan dan Ristiansyah alias Haris kasus perampasan dan perampokan.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, Sabrianysah lah napi yang mendekap Ibrahim. Dan Eko Saputro yang menodongkan golok ke tubuh petugas, agar petugas tidak berteriak.

Kapolres Kotabaru AKBP Rizal Irawan Sik di Lapas mengatakan, agar warga Kotabaru khususnya berhati-hati. Karena para buron adalah para pelaku curas yang rawan bertindak kekerasan. “Bila ada yang mengetahui mereka, lekas lapor ke Polri,” imbaunya.

Ia menambahkan, semua anggota dikerahkan untuk menemukan para buronan tersebut. Rizal menjelaskan, anggotanya di lapangan telah diperintahkan untuk mencari dengan pola yang terukur. Ia berharap, semua buron segera bisa cepat ditemukan, sehingga warga tidak khawatir. Pasalnya, saat kejadian, ramai sms dan bbm berseliweran, meminta warga agar berhati-hati karena ada napi bersenjata yang berhasil melarikan diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar